Senin, 22 Juni 2015

sulitnya lapangan pekerjaan di tanah air

Definisi Pekerjaan
Pekerjaan ialah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas tugas pokok nya .Dalam analisis jabatan ,satu pekerjaan dapat di duduki oleh satu orang,atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat
Factor sulitnya mendapat pekerjaan
            Dalam hal factor penyebab kesempatan kerja berkurang dan banyak orang yang menganggur bias disebabkan oleh kemalasan , cacat, dan rendahnya pendidikan dan keterampilan .
I.Faktor Kemalasan
Pengangguran yang berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit . Namun dalam system materialis dan politik sekuralis, banyak yang mendorong masyarakat menjadi malas
II.Faktor cacat
Dalam system kapitalis hokum yang di terapkan adalah hokum rimba karena itu tidak ada tempat bagi mereka yang cacat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak
III.Faktor Rendahnya Keterampilan dan pendidikan
Saat ini sekitar 74% tenaga kerja Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah yaitu SD dan SMP .dampak dari rendahnya pendidikan tersebut mengakibatkan rendahnya keterampilan yang  mereka miliki . Belum lagi system pendidikan Indonesia yang tidak focus pada persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja .Pada akhirnya mereka menjadi pengangguran intelek
Faktor system social dan ekonomi
            Banyak kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru.Kebijakan pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya pembukaan pabrik industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada
Solusi

            Menurut saya solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kesulitan lahan pekerjaan pada masyarakat adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat contoh nya dengan melaksanakan wajib belajar hingga ke jenjang perguruan tinggi agar masyarakatnya mempumyai keahlian lebih untuk mencari pekerjaan ,membuka lapangan pekerjaan baru untuk meminimalisir pengangguran ,memberikan pinjaman modal usaha untuk berwirausaha

Seperti diketahui, kinerja ekspor yang menurun, dan kondisi perekonomian global yang masih belum menunjukkan ketidakpastian telah berdampak pada perlambatan ekonomi nasional di Triwulan I 2015 dengan menyentuh level terendahnya dalam kurun 6 (enam) tahun terakhir.  Pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang Triwulan I-2015 mengalami perlambatan yakni hanya mencapai 4,71%,  dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Lemahnya pertumbuhan ekonomi Tanah Air hingga saat ini telah berdampak terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Sebagian besar perusahaan di Tanah Air mulai memangkas belanja modalnya dan tak urung juga memangkas jumlah karyawannya dengan alasan efisiensi. Tentu saja hal ini menimbulkan masalah baru lagi bagi Indonesia, yaitu masalah pengangguran. Berdasarkan data historis, pada Feruari 2015 lalu tingkat pengangguran di Indonesia menyentuh angka 5,81 persen atau tercatat sebesar 7,4 juta orang, naik tipis dari Februari 2014 yang tercatat sebesar 5,70 persen.
Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di negara ini mulai membayangi aktivitas dan perilaku para pelaku bisnis maupun masyarakat. Kebanyakan yang terkena dampak dari lesunya ekonomi Indonesia saat ini adalah kelompok orang-orang muda yang masih minim pengalaman. Berdasarkan data, hingga tahun 2013 lalu tingkat pengangguran kaum muda di Indonesia tercatat lebih dari 20 persen. Masalah pasar tenaga kerja ini semakin buruk juga karena Indonesia adalah salah satu negara yang mengalami bonus demografi, menyusul Tiongkok dan Korea Selatan. Tiongkok pada kuartal pertama tahun ini cetak tingkat pengangguran 4,1% sedang Korsel pada bulan lalu 3,9%.
Sebelumnya banyak ekonom maupun pebisnis yang cukup optimis dengan memasuki masa bonus demografi ini akan membuat produktivitas ekonomi dalam negeri tergenjot. Namun nampaknya hal tersebut tidak akan terjadi jika tidak didukung dengan fundamental ekonomi yang kuat, dalam kondisi lemah seperti ini bonus demografi justru akan menjadi “bencana” bagi perekonomian Indonesia.
Beberapa sektor industri Tanah Air pun ikut tergerus, seperti industri tambang, selain karena adanya larangan ekspor bijih besi yang diberlakukan pemerintah sejak awal tahun lalu, penurunan harga komoditas global juga cukup menekan pergerakan sektor tambang dalam negari. Tidak hanya sektor tambang, sektor industri padat karya seperti tekstil dan manufaktur juga kian tertekan oleh pelemahan rupiah yang telah menyentuh level terendahnya dalam 17 tahun terakhir, sehingga mengakibatkan pembelian bahan baku impor menjadi semakin mahal.
Dalam siklus selanjutnya, tingginya tingkat pengangguran dalam negeri akan memukul aktivitas konsumsi Tanah Air yang selama ini menjadi kontributor penggerak ekonomi yang cukup besar bagi Tanah Air. Untuk mengantisipasi lemahnya konsumsi, pemerintah memang melakukan terobosan-terobosan di bidang fiskal utamanya, seperti pembebasan pajak barang mewah (PPnBm) dan mengurangi separuh suku bunga kredit untuk usaha kecil.
Sejak pertengahan 2013 hingga akhir tahun 2014 lalu, jumlah orang asing yang memegang izin kerja di Indonesia diperkirakan telah turun 20 persen menjadi sekitar 62.000, hal ini terjadi karena sebagian besar tenaga asing melihat peluang yang lebih baik akan lebih banyak diperoleh di negara-negara Barat. Lemahnya perekonomian Indonesia yang sudah terasa sejak tahun lalu semakin kuat hingga semester I tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar